SELAMAT DATANG DI WEB BLOG DINKES KAB MELAWI

Dinas Kesehatan Kab. Melawi

Kami mengucapkan Dirgahayu RI yang ke-68.

Dinas Kesehatan Kab. Melawi

Kami ikut berpartisipasi dalam mengsukseskan Indonesia Sehat.

Dinas Kesehatan Kab. Melawi

Sukseskan Target Pencapaiaan MDG's di Kabupaten Melawi.

Dinas Kesehatan Kab. Melawi

Menerapkan pola hidup bersih dan sehat di tatanan Rumah Tangga, Sekolah dan Kantor.

Dinas Kesehatan Kab. Melawi

Target Pencapaiaan Kesehatan di Kabupaten Melawi.

Dinas Kesehatan Kab. Melawi

Berupaya memberikan pelayanan terbaik di bidang kesehatan.

Selasa, 22 Januari 2013

JUKNIS BOK 2013

Untuk Kawan-kawan Puskesmas dapat Mendowload Juknis BOK 2013 disini
»»  Lanjut Baca...

Senin, 14 Januari 2013

Dinkes Melawi Berduka 14-01-2013


Keluarga Besar
Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi
Mengucapkan
Turut Berduka cita atas berpulangnya rekan kami
KABID KESGA :



dr. KRISTY NIVEN L


Selamat jalan rekan ku
Semoga engkau di terima di sisi-Nya
kami mencintai mu
»»  Lanjut Baca...

Rabu, 02 Januari 2013

Tempat Umum Sehat 2010



Tempat Umum Sehat

Yang dimaksud dengan tempat umum adalah hotel, restoran/rumah makan,Pasar salon kecantikan dan TPUM lain-lain. Dari 271 tempat umum yang ada, 236 dilakukan pemeriksaan, dengan 175 (74,15%) memenuhi syarat kesehatan.

Pada dasarnya sebagian besar masyarakat Kabupaten Melawi telah menggunakan sarana pelayanan kesehatan sebagai sarana pencari pertolongan baik milik pemerintah maupun swasta. Puskesmas dan rumah sakit tetap menjadi pilihan utama penduduk untuk mendapatkan penanganan penyakitnya, hanya sebagian kecil saja yang terlindungi oleh asuransi kesehatan. Peserta asuransi ini sebagian besar adalah peserta wajib yaitu para Pegawai Negeri Sipil yang perlindungannya dilaksanakan oleh PT ASKES.Namun demikian telah didata peserta Askeskin dari seluruh kecamatan dikabupaten Melawi ini pada tahun 2010 sebanyak 58,056 jiwa yang mendapat kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Pengembangan UKBM 2010


Pengembangan UKBM

Salah satu indikator peran aktif masyarakat melalui pengembangan UKBM adalah persentase desa yang memiliki posyandu. Dari 759 desa yang ada di Kabupaten Melawi pada tahun 2010 terdapat 185 buah posyandu, berarti tiap  desa rata-rata memiliki 1 buah posyandu.

Dari keseluruhan posyandu tersebut 47,21% adalah posyandu Pratama, 56,76% posyandu Madya, 31,89% posyandu Purnama  11,35% dan 0% posyandu Mandiri. Indikator yang lain adalah jumlah polindes, dimana pada tahun 2010 tercatat sebanyak 80 polindes dan 21 poskesdes. Sehingga hampir semua desa ada polindes, tetapi belum semua polindes terisi bidan di desa.


»»  Lanjut Baca...

Selasa, 01 Januari 2013

Air Limbah Rumah Tangga 2010



Air Limbah Rumah Tangga

Sarana pembuangan air limbah (SPAL) adalah salah satu dari persyaratan rumah sehat, dimana dengan SPAL yang tertutup baik tidak akan menjadi tempat perkembangbiakan maupun peristirahatan organisme yang mungkin bisa merugikan kesehatan. Di Kabupaten Melawi pada tahun 2010, dari 6.502 KK yang diperiksa baru tercatat 2.692 KK (58,09%) memiliki SPAL.


»»  Lanjut Baca...

Pembuangan Sampah 2010



Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah di Kabupaten Melawi pada umumnya dengan cara dibakar dan dibuang sembarangan, dari  9.158 KK yang diperiksa baru 3.105 KK (61,21%) saja yang memiliki tempat sampah sehat. Data tersebut diperoleh dari data tahun 2010, namun data tersebut belum dapat diketahui secara pasti keakuratannya. Hal ini dikarenakan hanya beberapa Kecamatan saja yang membuat laporan


»»  Lanjut Baca...

Jamban sehat 2010



Jamban sehat

Untuk penggunaan jamban tahun 2010, dari 13,234 KK yang diperiksa sudah mencapai 6.800 KK (62,58%) memiliki jamban sehat. Meningkat dari tahun 2009 yaitu dari 10.687 KK yang diperiksa sudah mencapai 5.115 KK (59,89%) memiliki jamban sehat.


»»  Lanjut Baca...

Penyediaan Air Bersih 2010



Penyediaan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tak akan ada kehidupan. Demikian pula manusia tak dapat hidup tanpa air. Kebutuhan air dalam hal ini menyangkut dua hal. Pertama, air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hayati dan kedua, air untuk kehidupan kita sebagai manusia.
Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita.

Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya membuat kita terhindar dari penyakit. Kalau kita tahu, saat ini masalah air bersih merupakan barang yang langka di negeri tercinta kita ini, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, air bersih merupakan barang yang mahal dan sering diperjualbelikan. Tidak seperti halnya beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh dan selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri kita ini, karena pada waktu itu belum banyak terjadi polusi air dan udara. Dari rasa dan warnanya pun saat ini berbeda tidak sealami dulu dikarenakan banyaknya pencemaran lingkungan.   
                           
Penggunaan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari di Kabupaten Melawi tahun 2010, dari 39.276 KK yang ada yang diperiksa baru mencapai 22.644 KK dimana yang memiliki fasilitas sumber air bersih adalah sebanyak 15.204 KK (67,14%). Rincian pengguna air bersih adalah sebagai berikut :
LAINNYA       =    4,92  %
P A H            =    19,13 %
LEDENG       =    25,33 %
S G L             =    49,13 %
SPT               =    0     %
Kemasan       =    1,47  %


»»  Lanjut Baca...

Keadaan Lingkungan 2010


Keadaan Lingkungan

Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar.


»»  Lanjut Baca...

Perilaku Hidup Masyarakat 2010


Perilaku Hidup Masyarakat

Hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin adalah dambaan setiap orang. Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang bisa hidup sehat dan bahagia. Mereka yang kurang dari sisi materi juga bisa menikmati hidup sehat dan bahagia. Sebab kesehatan terkait erta dengan perilaku atau budaya. Perubahan perilaku atau budaya membutuhkan edukasi yang terus menerus.

Pemerintah sudah cukup lama mengampanyekan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Namun berbagai kendala klasik menghadang. Diantaranya : disparitas status kesehatan antar tingkat social ekonomi, antar kawasan dan antar perkotaan-perdesaan, beban ganda penyakit, rendahnya kinerja pelayanan kesehatan, kebiasaan merokok, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan gizi lebih pada balita, rendahnya kebersihan lingkungan, rendahnya kuantitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.

Perkembangan masyarakat di Kabupaten Melawi semakin tahun mengalami peningkatan dimana perilaku hidup masyarakat sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Budaya atau perilaku hidup bersih dan sehat harus menjadi bagian integral dari kehidupan kita. PHBS harus tertanam pada anak sejak kecil sehingga mereka sudah terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat hingga mereka dewasa.

Kesehatan adalah investasi kita di masa kini dan masa depan. Masyarakat juga harus disadarkan bahwa kesehatan dibangun bukan oleh obat-obatan atau tindakan kuratif lainnya, tapi 75 persen kesehatan kita dibangun oleh lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak ada yang bisa kita kerjakan bila badan kita sakit. Bahkan, tidak ada artinya perjalanan karier yang menanjak bila kondisi fisik, psikis, dan lingkungan kita makin buruk.

Posyandu aktif di Kabupaten Melawi tahun 2010 dapat dilihat pada grafik 18 baru mencapai 11,35 %. Posyandu di Kabupaten Melawi tahun 2010 terdata yaitu : Posyandu Pratama 105, Madya 59, Purnama 21, dan Mandiri 0.

»»  Lanjut Baca...

Pemberian Tablet Besi 2010



Pemberian Tablet Besi

Pada tahun 2010, ibu hamil di Kabupaten melawi yang ada sebesar 3.958 dan yang mendapatkan pemberian Fe1 adalah sebanyak 3.579 atau 90,42% dan mendapat Fe3 sebanyak 3.227 atau 81,53%. Telah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 75%.

Petugas kesehatan harus bisa memberikan motivasi kepada ibu hamil agar benar-benar meminum tablet besi tersebut untuk mencegah terjadinya anemia ibu hamil.

Cakupan imunisasi TT1 Wanita Usia subur di kabupaten Melawi pada tahun 2010 adalah sebesar 3.459 orang atau 5 % dan TT2 sebesar 3.056 orang atau 4.42 %.


»»  Lanjut Baca...

Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita 2010


Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita

Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan Balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan. Hasil dari kompilasi 11 Puskesmas yang ada di Kabupaten Melawi pada tahun 2010 jumlah Balita yang ada 17.816 balita yang mendapat Vitamin A sebanyak 2 kali dalam setahun adalah sebesar 12.587 balita atau 70,65%. Sementara Balita dengan Gizi buruk terdata 3 balita dan 3 balita yang mendapat perawatan atau sebesar 100%.



»»  Lanjut Baca...

Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut 2010


Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut

Cakupan pelayanan kesehatan pra usila (45-59 th) dan usia lanjut (>60 th) pada tahun 2010 di Kabupaten melawi sebesar 21.777 jiwa dapat dilayani 100% dari jumlah Pra usila dan Usia Lanjut.


»»  Lanjut Baca...

Pelayanan Imunisasi 2010



Pelayanan Imunisasi

Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan Fasilitas Pelayanan kesehatan lainnya.

Adapun cakupan Pelayanan imunisasi bayi di Kabupaten Melawi pada tahun 2010 adalah : BCG sebesar 79,82%, DPT1 + HB 1 sebesar 86,42%, DPT 3 + HB 3 sebesar 81,68%, Polio 3 sebesar 81,27%, Campak sebesar 79,68%. Sedangkan Jumlah desa/kelurahan yang telah mencapai UCI adalah 104 desa/kelurahan dari 169 desa/kelurahan atau sebesar 61,54%. Target desa UCI di Kabupaten Melawi tahun 2010 adalah sebesar 69,51%. Berarti pada tahun 2010 capaian desa UCI sudah mendekati target yang telah ditetapkan.


»»  Lanjut Baca...

Pelayanan Keluarga Berencana 2010



Pelayanan Keluarga Berencana

Jumlah pasangan usia subur (PUS menurut hasil pengumpulan data di Kabupaten Melawi pada tahun 2010 sebesar 42.653 jiwa. Yang menjadi peserta KB Baru adalah sebanyak 10.341 jiwa atau 24,25% dan peserta KB Aktif adalah sebesar 27.864 jiwa atau 65,35%.


»»  Lanjut Baca...

Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja 2010


Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja

Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja. Dari data Indikator Kinerja SPM bidang Kesehatan di Kabupaten Melawi tahun 2010 menunjukkan bahwa cakupan pemberian kesehatan siswa SD dan setingkatnya sebesar 0 %. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya SDM dan fasilitas untuk melakukan pencarian data tersebut. Data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 18.


»»  Lanjut Baca...

Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan kompetensi kebidanan 2010


Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan kompetensi kebidanan

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan. Hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (professional). Hasil pengumpulan data indicator SPM di Kabupaten Melawi pada tahun 2010 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan sebesar 65,03%, sedangkan target cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2010 adalah sebesar 75%.


»»  Lanjut Baca...

Pelayanan Antenatal 2010


Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum.
Bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besar ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan. Angka tersebut dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil. Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 di Kabupaten Melawi pada tahun 2010 sebesar 3.237 (81,78 %) dari seluruh ibu hamil sebanyak 3.958 orang.


»»  Lanjut Baca...

Pelayanan Kesehatan ibu dan bayi 2010



Pelayanan Kesehatan ibu dan bayi

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar didalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu biasanya berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.


»»  Lanjut Baca...

Pelayanan Kesehatan Dasar 2010



Pelayanan Kesehatan Dasar

Sebagai salah satu dinas yang ada di jajaran lingkungan Pemerintah Kabupaten Melawi, Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Melawi. Pelaksanaan operasional dari waktu ke waktu mengalami penyempurnaan dan penajaman yang disesuaikan dengan dinamika perubahan lingkungan strategis, kebutuhan masyarakat serta pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder).

Dengan semangat perubahan tersebut dilakukan secara bertahap, terencana, terarah, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil. Untuk menjawab tantangan tersebut, maka sangatlah diperlukan visi yang jelas sebagai cara pandang ke depan, kemana organisasi akan diarahkan serta target apa yang harus dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi.

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi.

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori, protein, kekurangan Vitamin A, gangguan akibat kekurangan Yodium, dan anemia zat besi. Maka Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi dalam hal ini mencoba menyikapi semua permasalahan tersebut dengan melakukan beberapa program untuk membuat Masyarakat Kabupaten Melawi menjadi Masyarakat yang sehat dan tidak kekurangan gizi.

Akses dan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Melawi yang memiliki Labkes pada tahun 2010 terdata seperti dapat dilihat di tabel 43. Dalam grafik 10 ini disebutkan Kabupaten Melawi hanya memiliki 1 Rumah Sakit Umum yang terdapat Sarana laboratorium Kesehatan yaitu 9,09% dan 7 puskesmas 63.64%.


»»  Lanjut Baca...

Status Gizi Masyarakat 2010


Status Gizi Masyarakat

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar rakyat yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan juga harus dipandang sebagai suatu investasi dalam kaitannya untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi, serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Status Gizi Masyarakat di Kabupaten Melawi tahun 2010 dapat dilihat dari tabel 15 yaitu Kunjungan Neonatus (KN2) mencapai 93,59 persen dari total KN2 sebesar 2.381orang dibagi Jumlah keseluruhan kunjungan neonatus sebesar 2.544 orang.


Dari hasil pengumpulan data di fasilitas pelayanan kesehatan proporsi Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2010 berdasarkan grafik 9 dapat dilihat dari jumlah bayi lahir hidup sebanyak 2.546 bayi ditimbang 96,50%, terdapat BBLR sebesar 5,46 % yang ditangani seluruhnya.terjadi peningkatan angka BBLR dibandingkan tahun 2009 yaitu sebesar 0,17 %. Dimana angka diatas belum dapat dikatakan sebagai kondisi sebenarnya yang ada di masyarakat, karena belum semua berat badan bayi yang dilahirkan dapat dipantau oleh petugas kesehatan, khususnya persalinan yang ditolong oleh dukun atau tenaga non kesehatan lainnya.


Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) 2010



Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, adapun penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. Penyakit-penyakit ini timbul karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi.

Di Kabupaten Melawi pada tahun 2010 untuk kasus Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum, Polio dan Hepatitis B tidak terjadi kasus, akan tetepi untuk Campak terjadi peningkatan kasus dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2009 kasus campak sebanyak 55 kasus, tetapi pada tahun 2010 meningkat menjadi 73 kasus. Dengan kecamatan penderita campak tertinggi terdapat di Ella Hilir yaitu sebanyak 26 kasus.




»»  Lanjut Baca...

Filariasis 2010


Filariasis

Di Indonesia penyakit kaki gajah (filariasi) tersebat hampir diseluruh provinsi. Berdasarkan laporan hasil survei pada tahun 2000 tercatat sebanyak 1553 desa di 647 puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Provinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6.233 orang. Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020 & rdquo; Dampak dari serangan penyakit ini adalah menurunkan derajat kesehatan masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktivitas serta timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap.

Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk diketahui berperan sebagai Vektor Filariasis antara lain Mansonia, Anopheles dan Culex. Di Indonesia sampai dengan tahun 2003 kasus kronis Filariasis telah menyebar ke 30 provinsi pada lebih dari 231 kabupaten dengan jumlah kasus kronis 6.635 orang. Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan 3 species cacing filaria, yaitu Wucherecia bancrofti, Brugia Malayi dan Brugia Timori. Di Kabupaten Melawi Penyakit Filariasis meningkat bila dibandingkan tahun 2008 yaitu hanya terdapat 5 kasus sedang tahun 2009 terdapat 9 kasus, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 10  kasus, hal ini harus diperhatikan karena mengingat tidak menutup kemungkinan penyebarannya akan meluas ke wilayah lainnya jika tidak dilakukan upaya pencegahan dan pengobatan.



»»  Lanjut Baca...

Malaria 2010


Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit yang dapat muncul kembali setelah dilakukan upaya eradikasi maupun eliminasi (Re-emerging desease) dan masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di Asia Tenggara.

Begitu juga di Indonesia penyakit ini menjadi ancaman dan mempengaruhi tingginya angka kesakitan dan kematian. Penyakit ini menyebar cukup merata diseluruh kawasan Indonesia, namun paling banyak dijumpai di luar wilayah Jawa – Bali bahkan di beberapa tempat dapat dikatakan sebagai daerah endemis Malaria dan menurut pemantauan program diperkirakan sebesar 35%. Penduduk Indonesia tinggal di daerah endemis malaria.

Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dimana perkembang penyakit malaria ini dipantau melalui Annual Parasite Incidence. Di Kabupaten Melawi data Penyakit Malaria dari tahun 2006 terdapat 7.129 kasus Kecamatan Pemuar penderita Malaria tertinggi sebesar 1.832 kasus. Tahun 2007 terdapat 6.853 kasus dengan kecamatan tertinggi di Kecamatan Nanga Pinoh sebesar 2.188 kasus. Tahun 2008 terdapat 4.995 kasus dengan Kecamatan Menukung penderita kasus tertinggi yaitu sebanyak 1.027 kasus. Ditahun 2009 mengalami penurunan jumlah kasus sebanyak 3.525 kasus. Dan pada tahun 2010 jumlah kasus sebanyak 9.988 kasus, pada tahun 2010 kasus Malaria mengalami peningkatan yang cukup besar.

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian.



»»  Lanjut Baca...

Chikungunya 2010



Chikungunya

Penyakit ini pertama kali dilaporkan mewabah di Tanzania ini biasanya muncul bersamaan dengan merebaknya kasus Demam Berdarah. Sedangkan di Indoesia penyakit ini dilaporkan pada tahun 1779 di Batavia, selanjutnya tahun 1953 dilaporkan di Afrika dan diseluruh dunia khususnya di daerah tropis. Di Indonesia penyakit ini dilaporkan kembali tahun 1973 di Kalimantan Timur dan Jakarta tahun 1978. Kejadian Luar Biasa pertama dilaporkan dari Jambi dan Sumatera Selatan pada tahun 1982, Yogyakarta tahun 1983 dan sejak tahun 1985 sampai sekarang seluruh wilayah Indonesia pernah melaporkan kejadian penyakit chikungunya.

Di Kabupaten Melawi pada tahun 2010 kasus chikungunya mencapai 2.720 kasus yang menyerang tiga (3) kecamatan yaitu kecamatan Nanga Pinoh, Sokan dan Pemuar. Kasus terbanyak terdapat di kecamatan Nanga Pinoh yaitu sebanyak 1260 kasus.


»»  Lanjut Baca...

Diare 2010



Diare

Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (kejadian luar biasa) dengan jumlah penderita yang banyak dalam kurun waktu yang singkat. Hingga kini diare menjadi child killer  (pembunuh anak-anak) peringkat pertama di Indonesia. Di Kabupaten Melawi pada tahun 2009 berdasarkan laporan dari puskesmas jumlah kasus diare sebanyak 4.417 kasus. Sedangkan pada  tahun 2010 penyakit diare meningkat menjadi 5.191. Kecamatan penderita diare tertinggi adalah di kecamatan Sokan yaitu sebesar 1.137 kasus.

Hal ini mungkin disebabkan karena masih rendahnya cakupan akses masyarakat terhadap ketersediaan air bersih dan masih rendahnya kepemilikan sarana sanitasi dasar yang terdiri dari kepemilikan jamban keluarga dan kepemilikan tempat sampah dirumah juga masih terbatasnya kepemilikan tempat pengelolaan air limbah.




»»  Lanjut Baca...

Demam Berdarah Dengue (DBD) 2010


Demam Berdarah Dengue (DBD)

Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 1953. Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa provinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus 45.548 orang pada tahun 1996 dengan jumlah kematian sebanyak 1.234, pada tahun 1998 terjadi ledakan kasus DBD sebanyak 72.133 orang dengan jumlah kematian sebanyak 1.414 orang, sampai dengan tahun 2004 total jumlah kasus DBD diseluruh provinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemis dibeberapa kecamatan di Kabupaten Melawi terutama daerah perkotaan sehingga kasus tersebut selalu ada setiap tahunnya. Pada tahun 2009 ini terdapat 43 kasus yang menderita DBD dimana penderita tertinggi terdapat di Kecamatan Nanga Pinoh yaitu 28 kasus. Akan tetapi pada tahun 2010 di Kabupaten Melawi kasus DBD dapat ditekan menjadi 9  kasus, semoga ditahun-tahun berikutnya di Kabupaten Melawi dapat terbebas dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Yang terpenting adalah upaya pencegahan dan pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakam 3 M Plus), pemantauan Angka Bebas Jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Kegiatan lain dalam upaya pemberantasan DBD adalah pengasapan (Fogging).



»»  Lanjut Baca...

Pneumonia 2010



Pneumonia

Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju. American Lung Association misalnya, menyebutkan hingga tahun 1936 pneumonia menjadi penyebab kematian nomor satu (1) di Amerika. Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Sebenarnya pneumonia bukanlah penyaki tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 (tiga puluh) sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan berbagai senyawa kimia maupun partikel.

Jumlah penderita Pneumonia pada tahun 2009 sebanyak 240 orang dan penderita Balita sebanyak 113 orang ditahun 2010 mengalami peningkatan yaitu  jumlah penderita naik menjadi 349 orang dan Balita sebanyak 129 orang.


»»  Lanjut Baca...

TB Paru

Penyakit TB Paru merupakan masalah yang besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia, kerena diperkirakan 95% penderita TB Paru berada di negara berkembang, dan 75% dari penderita TB Paru tersebut adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun). Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, TB Paru merupakan penyebab kematian nomor 3 (tiga) setelah penyakit jantung dan pembuluh darah serta penyakit saluran pernafasaan. Data dari Global Tuberculosis Control tahun 2009 diketahui bahwa Indonesia saat ini sudah berada di urutan ke 5 (lima) dari 22 negara.

Upaya pencegahan dan pemberantasan TB Paru dilaksanakan dengan pendekatan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Pada tahun 2010 di Kabupaten Melawi terdapat kasus BTA(+) sebanyak 196 orang, diobati 196 orang, dan yang sembuh 182 orang (92,86%), penderita TB terbanyak terdapat pada kecamatan Nanga Pinoh yaitu 34 orang.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Acute Flaccid Paralysis (AFP) 2010



Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus AFP kelompok umur <15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang dimasyarakat dengan pemeriksaan specimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Di Kabupaten Melawi belum ditemukan kasus AFP pada penderita <15 tahun.


»»  Lanjut Baca...

Morbiditas (Angka Kesakitan) 2010



Morbiditas (Angka Kesakitan)

Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat (Community Based Data) melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan dalam hal ini bersumber dari puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan (Facility Based Data) yang diperoleh melalui system pencatatan dan pelaporan.


»»  Lanjut Baca...

Kematian Balita 2010



Kematian Balita

Angka Kematian Balita adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 di Kabupaten Melawi terdapat Angka Kematian Balita yaitu sebanyak 5 balita. Ada banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya angka kematian balita di Kabupaten Melawi salah satunya adalah sudah semakin baiknya sistem pencatatan dan pelaporan sehingga pendataan menjadi baik.


»»  Lanjut Baca...

Angka Kematian Ibu (AKI) 2010



Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematiabn Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.

Angka ini berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama pada ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu pada masa nifas. Infomasi mengenai tingginya Angka Kematian Ibu akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman (making pregnancy safer) serta Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) oleh tenaga kesehatan terlatih, persiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan mengurangi Angka kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi

Indikator utama pembangunan kesehatan berupa Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini setali tiga uang dengan Angka Kematian Bayi. Pada saat ini diperkirakan 228 orang ibu meninggal dalam tiap 1.000 proses persalinan di Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) saat melahirkan ditargetkan dalam MDGs pada tahun 2015 adalah 110, dengan kata lain akselerasi sangat dibutuhkan sebab pencapaian Indonesia terhadap target ini masih cukup jauh.

Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah Komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Dari hasil survei (SKRT 2001) diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (eklampsia), infeksi, partus lama dan komplikasi keguguran. Angka kematian bayi baru lahir terutama disebabkan oleh antara lain infeksi dan berat bayi lahir rendah. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru lahir.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Melawi dari  tahun 2007 sebanyak 4 kasus kematian ibu, tahun 2008 sebanyak 2 kasus kematian ibu, penurunan terjadi pada tahun 2009 sebanyak 1 kasus kematian ibu. Akan tetapi  pada tahun 2010 Angka Kematian Ibu meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 4 orang, pada tahun 2011 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Melawi mengalami penurunan sebanyak 3 kasus kematian ibu.

Angka kematian ibu bisa lebih tinggi antara lain disebabkan oleh beberapa faktor antara lain distribusi tenaga medis tidak merata, minimnya sarana kesehatan dan minimnya sarana dan prasarana transportasi untuk menjangkau layanan kesehatan oleh warga khususnya di daerah terpencil. Serta semakin baiknya sistem pencatatan dan pelaporan dari petugas-petugas kesehatan yang ada dipedesaan, sehingga pendataan semakin baik. Untuk menekan Angka Kematian Ibu di Kabupaten Melawi  kita masih melakukan  terobosan-terobosan seperti pendistribusian tenaga kesehatan yang merata termasuk peningkatan kualitas layanan bagi petugas kesehatan terutama dipedesaan dan menyediakan sarana dan prasarana layanan kesehatan khususnya di daerah terpencil, dan meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan di lapangan. Mudah-mudahan dengan terobosan-terobosan tersebut di tahun yang akan datang di Kabupaten Melawi dapat menekan dan menurunkan Angka Kematian Ibu.




»»  Lanjut Baca...

Angka Kematian Bayi (AKB) 2010



Angka Kematian Bayi (AKB)

Indonesia masih harus berjuang keras untuk memperbaiki indikator pembangunan kesehatan khususnya tingkat kematian bayi. Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan tempat tinggal anak-anak termasuk pemeliharaan kesehatannya.

Berdasarkan target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), pada tahun 2015 angka kematian bayi adalah 19 dari tiap 1.000 kelahiran.  AKB cenderung lebih menggambarkan kesehatan reproduksi. AKB relevan dipakai untuk memonitor pencapaian target program karena mewakili komponen penting pada kematian balita. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).

Beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup besar meskipun pada tahun 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1997 cenderung menurun yakni 50 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2003 Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan yang sangat signifikan mencapai 35 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2007 juga mengalami penurunan yaitu 34 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Melawi dari tahun 2007 sebanyak 24 bayi dari 1.733 kelahiran. Ditahun 2008 dapat diturunkan lagi dari 3.155 kelahiran terlapor 17 kematian bayi. Pada  Tahun 2009 dari 2.336 kelahiran angka kematian bayi dilaporkan menurun menjadi 11 kematian bayi. Ditahun 2010 Angka Kematian Bayi mengalami peningkatan yaitu 33 kematian bayi dari 2529 jumlah kelahiran yang dilaporkan. Pada tahun 2011 ini, angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Melawi mengalami penurunan yaitu 27 kematian bayi dari 2529 jumlah kelahiran yang dilaporkan.

Dari grafik 3 dapat dilihat pada tahun 2007 kematian bayi di Kabupaten Melawi mengalami peningkatan yang sangat tinggi, tetapi pada tahun 2009 angka kematian dapat ditekan menjadi 11 kasus. Angka Kematian bayi tahun 2009 jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Akan tetapi pada tahun 2010 Angka Kematian Bayi mengalami peningkatan yang cukup besar dari tahun sebelumnya yaitu 33 kasus. Pada tahun 2011 ini angka kematian bayi dapat kembali diturunkan menjadi 27 kasus.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat Angka Kematian Bayi tetapi tidak mudah untuk menemukannya faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesbilitas dan pelayanan kesehatan dengan tenaga medis yang terampil, dan semakin baiknya sistem pencatatan dan pelaporan sehingga pendataan dilapangan semakin baik.




»»  Lanjut Baca...

Mortalitas (Angka Kematian) 2010


Mortalitas (Angka Kematian)

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan Program Pembangunan Kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melalui berbagai survey dan penelitian. Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung.

Secara umum kejadian kematian pada manusia berhubungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai factor yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat. Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun.


»»  Lanjut Baca...

Pengembangan UKBM 2011


Pengembangan UKBM

Salah satu indikator peran aktif masyarakat  melalui pengembangan UKBM adalah persentase desa yang memiliki posyandu. Dari 169 desa yang ada di Kabupaten Melawi pada tahun 2011 terdapat 196 buah posyandu, berarti
tiap desa rata-rata memiliki 2 buah posyandu.

Dari keseluruhan posyandu tersebut 27,55% adalah posyandu Pratama, 49,49% posyandu Madya, 17,86% posyandu Purnama, dan 5,10% posyandu Mandiri. Indikator yang lain adalah jumlah polindes, dimana pada tahun 2011 tercatat sebanyak 67 polindes dan 26 poskesdes. Sehingga hampir semua desa ada polindes rata-rata semua polindes terisi bidan di desa.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Tempat Umum Sehat 2011



Tempat Umum Sehat

Yang dimaksud dengan tempat umum adalah hotel, restoran, rumah makan, pasar, salon kecantikan, dan TPUM lainnya. Di Kabupaten Melawi memiliki tempat umum sehat sebanyak 371 tempat umum.

Pada dasarnya sebagian besar masyarakat Kabupaten Melawi telah menggunakan sarana pelayanan kesehatan sebagai sarana pencari pertolongan baik milik pemerintah maupun swasta. Puskesmas dan Rumah Sakit tetap menjadi pilihan utama penduduk untuk mendapatkan penanganan penyakitnya, hanya sebagian kecil saja yang terlindungi oleh asuransi kesehatan. Peserta asuransi ini sebagaian besar adalah peserta wajib yaitu Pegawai Negeri Sipil yang perlindungannya dilaksanakan oleh PT. ASKES. Namun demikian telah didata peserta Askeskin dari seluruh kecamatan di Kabupaten Melawi ini pada tahun 2008 sebanyak 58.056 jiwa yang mendapat kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Air Limbah Rumah Tangga 2011


Air Limbah Rumah Tangga

Sarana pembuangan air limbah (SPAL) adalah salah satu dari persyaratan rumah sehat, dimana dengan SPAL yang tertutup baik tidak akan menjadi tempat perkembangbiakan maupun peristirahatan organisme yang mungkin bisa merugikan kesehatan. Di Kabupaten Melawi pada tahun 2011 dari jumlah 44.772 KK yang ada di Kabupaten Melawi, baru 15.971 KK yang diperiksa dan tercatat 8.103 KK yang memiliki SPAL sebanyak 3.438 (42,4%) memiliki SPAL yang sehat.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Pembuangan Sampah 2011


Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah di Kabupaten Melawi pada umumnya dengan cara dibakar dan dibuang sembarangan . dari 18.169 KK yang diperiksa baru 5.644 KK (70,9) saja yang memiliki tempat sampah sehat. Dapat dilihat pada tabel 66.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Penyediaan Air Bersih 2011


Penyediaan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tidak akan ada kehidupan. Demikian pula manusia tidak dapat hidup tanpa air. Kebutuhan air dalam hal ini menyangkut dua hal. Pertama, air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hayati, dan kedua, air untuk kehidupan kita untuk manusia.

Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita.

Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya membuat kita terhindar dari penyakit. Kalau kita tahu, saat ini masalah air bersih merupakan barang yang langka di negeri tercinta kita ini, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, air bersih merupakan barang yang mahal dan sering diperjualbelikan. Tidak seperti halnya beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh dan selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri kita ini, karena pada waktu itu belum banyak terjadi polusi air dan udara. Dari rasa dan warnanya pun saat ini berbeda tidak sealami dulu dikarenakan banyaknya pencemaran lingkungan.

Penggunaan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari di kabupaten Melawi tahun 2011, dari 35.597 KK yang ada yang diperiksa baru mencapai 8.326 KK (23,4%).

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Keadaan Lingkungan 2011


Keadaan Lingkungan

Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian  rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Perilaku Hidup Masyarakat 2011


Perilaku Hidup Masyarakat

Hidup bersih, sehat, bahagia, dan sejahtera lahir batin adalah dambaan setiap orang. Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang bisa hidup sehat dan bahagia. Mereka yang kurang dari sisi materi juga bisa menikmati hidup sehat dan bahagia. Sebab kesehatan terkait erat dengan perilaku dan budaya. Perubahan perilaku atau budaya membutuhkan edukasi yang terus-menerus.

Pemerintah sudah cukup lama mengampanyekan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Namun, berbagai kendala klasik menghadang. Diantaranya : disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-perdesaan, beban ganda penyakit, rendahnya kinerja pelayanan kesehatan, kebiasaan merokok, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan gizi lebih pada balita, rendahnya kebersihan lingkungan, rendahnya kuantitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.

Perkembangan masyarakat di Kabupaten Melawi semakin tahun mengalami peningkatan dimana perilaku hidup masyarakat sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Budaya atau perilaku hidup bersih dan sehat harus menjadi bagian integral dari kehidupan kita. PHBS harus tertanam pada anak sejak kecil sehingga mereka sudah terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat hingga mereka dewasa.

Kesehatan adalah investasi kita di masa kini dan masa depan. Masyarakat juga harus disadarkan bahwa kesehatan dibangun bukan oleh obat-obatan atau tindakan kuratif lainnya, tapi 75% kesehatan kita dibangun oleh lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak ada yang bisa kita kerjakan bila badan kita sakit. Bahkan, tidak ada artinya perjalanan karier yang menanjak bila kondisi fisik, psikis, dan lingkungan kita makin buruk.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Perbaikan Gizi Masyarakat 2011


Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya perbaiakan gizi di masyarakat dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain anemia gizi besi, kekurangan Vitamin A, dan gangguan akibat kekurangan yodium.

Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil (Fe)
Anemia gizi adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi anemia gizi besi.

Di Kabupaten Melawi cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe3) pada tahun 2011 sebanyak 81,34%.

Pada grafik di atas terlihat bahwa cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe3) Kecamatan Nanga Pinoh yang memiliki cakupan tertinggi yaitu sebesar 106,1%, sedangkan kecamatan yang memiliki cakupan terendah ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe3) yaitu kecamatan Sokan sebesar 56,3%.

Pemberian Kapsul Vitamin A
Tujuan pemberian kapsul Vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan Vitamin A pada balita. Kapsul Vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan Vitamin A pada masyarakat.

Sasaran pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11 bulan) diberikan kapsul Vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul Vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan Vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh Vitamin A yang cukup melalui ASI.

Di Kabupaten Melawi pemberian Vitamin A dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Capaikan balita yang mendapatkan Vitamin A pada tahun 2011 di Kabupaten Melawi yaitu sebesar 41.78%.

Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapatkan makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.
Di Kabupaten Melawi cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2011 sebesar 9,3%. Dapat dilihat pada tabel 41.

Halaman Selanjutnya


»»  Lanjut Baca...

Pelayanan Imunisasi 2011

Pelayanan Imunisasi

Imunisasi pada Anak
Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I.
 
Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali), dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Pada tahun 2011 target desa UCI di Kabupaten Melawi adalah sebesar 85%. Sedangkan capaian desa UCI tahun 2011 adalah sebesar 77,5% sudah mendekati target yang telah ditetapkan.

Dari tahun ke tahun cakupan desa UCI di Kabupaten Melawi terus meningkat. Diharapkan capaian desa UCI di Kabupaten Melawi terus meningkat dan mencapai target yang telah ditetapkan.

Imunisasi pada Ibu Hamil
Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium Tetani. Tetanus ini juga bisa menyerang pada bayi baru lahir (Tetanus Neonatum) pada saat persalinan dan perawatan tali pusat. Tetanus merupakan salah satu penyebab kematian bayi.

Masih banyak calon ibu di masyarakat terutama  di daerah terpencil berada dalam kondisi yang bisa disebut masih jauh dari kondisi steril pada saat persalinan. Hal inilah yang bisa menimbulkan resiko ibu maupun bayinya terkena tetanus.

Di Kabupaten Melawi tahun 2011 cakupan imunisasi pada ibu hamil TT2 sebesar 78,7%.


Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Pelayanan Keluarga Berencana (KB) 2011


Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Usia subur seorang wanita biasanya antara 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana ini dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang menggunakan alat kontrasepsi (KB Aktif). Jumlah pasangan usia subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data di Kabupaten Melawi pada tahun 2011 sebesar 30.622 jiwa. Rata-rata cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Melawi tahun 2011 adalah sebesar 36,9%, angka ini mencerminkan tidak tercapainya target dari renstra Kabupaten Melawi sebesar 76%.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan Setingkat 2011


Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan Setingkat

Masalah kesehatan anak usia sekolah semakin kompleks. Pada anak usia sekolah dasar  biasanya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun. Beberapa masalah yang sering dialami anak usia sekolah adalah karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan, dan masalah gizi.

Sangat perlu adanya penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas 1 dimana sebagai indikatornya adalah jumlah sekolah dasar yang melaksanakan penjaringan kesehatan siswa kelas 1. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan anak usia sekolah.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Pelayanan Kesehatan pada Bayi 2011


Pelayanan Kesehatan pada Bayi

Pelayanan kesehatan pada bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu 1 kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.

Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), stimulasi deteksi intervensi dini dan tumbuh kembang (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.
Pada tahun 2011 cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Melawi sebesar 98,4%, berarti target cakupan pelayanan kesehatan bayi telah mencapai target renstra kabupaten Melawi sebesar 75%.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Kunjungan Neonatal 2011


Kunjungan Neonatal

Neonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga di fasilitas kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.

Pelayanan pada kunjungan neonatus sesuai dengan standar mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) yang meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif, injeksi Vit K1, imunisasi (jika belum diberikan saat lahir), penanganan dan rujukan kasus, serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah tangga dengan menggunakan buku KIA.

Pelayanan kesehatan neonatal digambarkan dengan indikator cakupan kunjungan neonatal. Pencapaian cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) berdasarkan laporan rutin tahun 2011 yaitu sebesar 98,4%, sudah mencapai target renstra Kabupaten Melawi yang diharapkan yaitu sebesar 77%.

Halaman Selanjutnya

»»  Lanjut Baca...

Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas 2011


Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan ibu nifas yang diberikan meliputi : 1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu, 2) Pemeriksaan tinggi fundus uteri, 3) pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya, 4) Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan, 5) Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali, dan 6) Pelayanan KB pasca persalinan.

Cakupan pelayanan ibu nifas di Kabupaten Melawi tahun 2011 adalah 73,9%. Salah satu pelayanan yang diberikan saat pelayanan ibu nifas adalah pemberian Vitamin A. Grafik berikut memperlihatkan persentase ibu nifas yang mendapat  kapsul Vitamin A saat melahirkan balita terakhir menurut Kabupaten Melawi tahun 2011.

Halaman Berikutnya

»»  Lanjut Baca...